Kita pernah bercerita tentang apa yang ingin kita lakukan dahulu, kita berjanji akan bertemu kembali. Jika ada kesempatan dan waktu yang memungkinkan. Semenjak saat itu berlalu dua tahun ku hanya bisa melihat mu dari media sosial mu, yang sudah 6 bulan terakhir tak pernah diperbharui lagi. Begitu juga dengan kontak WhatsApp mu yang tak pernah kuliha status mu lagi. Ku hanya bisa memikirkan tentang mu, ingin ku mengatakan ku rindu. Tapi aku bukan siapa-siapa dirimu, kita hanya pernah berjanji mungkin sebagai teman. Aku selalu menanti pertemuan dengan mu, semenjak rasa rindu ini selalu menghantui ku, ingin ku ungakapakan semua perasaan ini dikala kita bertemu nanti. Ingin ku lihat lagi senyum mu, secara nyata dihadapan ku. Ingin ku dengar lagi semua curhatan mu tentang pacar mu, atau tentang mantan mu. Kadang ku berpikir betapa bodoh nya aku, mau menjadi pendengar yang baik untuk mu, tapi ku bahagia melihat kau bahagia. Hanya bisa bertany...
Sekarang bingung untuk ku memikirkan harus kemana aku melangkah, sejauh ini aku mengambil semua bidang yang sebenarnya aku berusaha untuk belajar menyukainya. Terbesit utuk aku bisa bekerja di instansi pemerintahan agar semua kehidupan ku serta keluarga ku kelak bisa di tunjang hingga aku tua. Namun di sisi lain aku pasti menghilangkan impian ku yang ingin bisa bekerja bebas, tanpa kedisiplinan tinggi. Seperti menjadi pengusaha, yang tidak melulu di maharahi atasan atau yang hari liburnya bisa kapan pun, namun sebenarnya pasti lebih sulit dan hari liburnya lebih sedikit. Tapi aku rasa lebih menyukai hal itu daripada bekerja di instansi pemerintahan yang kehidupan semuanya di atur, mulai dari jam bangun pagi hingga pulang, begitupun kehidupan sosialisasinya yang memiliki ruang lingkup yang terbatas. kemungkinan bertemu dengan orang-orang baru yang cukup minim, begitu juga dengan mendapatkan pengalaman baru. Sebenarnya aku tidak terlalu menyukai kehidupan yang kontinu...